Besi begel sesungguhnya mempunyai bentuk yang bermacam-macam mulai dari persegi, bentuk U, L hingga bulat. Namun besi begel yang paling banyak digunakan adalah bentuk persegi atau persegi panjang.

Selain itu, ada beberapa jenis tulangan begel terhadap balok, yaitu tulangan sengkang vertikal, spiral, maupun miring. Sedangkan ukuran kolom besi begel yang umum digunakan adalah persegi dengan ukuran 90mm x 90mm; dan persegi panjang dengan ukuran 90mm x 150mm, 90mm x 250mm, dan 90mm x 300mm.

 

Fungsi Besi Begel

 

Fungsi utama dari besi begel adalah sebagai salah satu material penyusun struktur konstruksi bangunan. Sedangkan fungsi turunan lainnya dari sengkang tulangan ini adalah sebagai kolom pengikat untuk menahan struktur tulangan utama besi beton.

 

Persyaratan Besi Segel

 

Persyaratan besi begel agar sesuai dengan standar konstruksi yang ada bisa ditemukan dalam perauran beton Indonesia, yaitu PBI-71 dan PB 89. Berikut ini beberapa persyaratan tulangan begel yang harus penuhi agar suatu bangunan aman digunakan, yaitu:

 

 

 

 

 

  • Pada balok tulangan harus dipasang begel dengan jarak antar begel tidak boleh lebih dari 30 cm.
  • Pada bagian-bagian balok tulangan di mana besi begel bekerja sebagai tulangan geser, maka jarak besi begel tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok.
  • Diameter besi begel yang digunakan tidak boleh kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan sedang dan 5 mm pada jenis baja keras.
  • Struktur kolom dengan besi begel tidak diperkenankan mempunyai ukuran melintang kurang dari 15 cm.
  • Tulangan memanjang kolom harus diikat oleh besi begel dengan jarak maksimum sebesar ukuran terkecil penampang, 15 kali diameter (diameter pengenal) batang tulangan diameter terkecil atau 30 cm.
  • Diameter batang begel minimal ¼ diameter (diameter pengenal) batang tulangan memanjang yang terbesar dengan minimum 6 mm pada jenis baja lunak dan baja sedang; dan 5 mm pada jenis baja keras.

 

Cara Membuat Begel

 

Struktur konstruksi yang bakal menerima beban geser adalah bagian struktur melintang dan vertikal. Dengan begitu, balok dan juga kolom sebuah bangunan membutuhkan begel atau sengkang yang berfungsi untuk menahan beban geser. Untuk itu, tulangan sengkang ini harus dibuat kuat dan mampu menahan beban geser.

Proses pembuatan tulangan begel harus memperhatikan syarat atau spesifikasi besi begel yang telah dijelaskan di atas, misalnya jarak antar sengkang tidak lebih dari 30 cm satu sama lain. Khusus pada bagian tertentu, misalnya pada sepertiga panjang bentang struktur, jarak begel lebih rapat yaitu sekitar 10 – 15 cm. Karena pada posisi tersebut, momen puntir yang diterima struktur cukup besar.

 

 

Sedangkan besi beton yang dipilih untuk pembuatan begel atau sengkang haruslah berdiametertidak boleh kurang dari 6 mm. Ketika membuat begel, panjang tulangan penyaluran juga harus diperhatikan karena nantinya berfungsi sebagai pelekatan antara besi beton dengan cor beton. Sebaiknya panjang tulangan penyaluran untuk begel tidak kurang dari 5 cm sehingga dapat dihasilkan komponen konstruksi yang komposit antara besi beton dengan beton cor. .

Untuk panjang penyaluran begel sebaiknya dibuat dengan sudut 90 derajat atau 135 derajat (untuk struktur tahan gempa). Sedangkan untuk dimensi begel sebaiknya jangan lupa untuk memperhatikan tebal selimut beton. Sebagai contohnya, balok dengan ukuran 15 cm x 20 cm, dengan menggunakan selimut beton 1,5 cm maka begel yang dibuat mempunyai ukuran 12 cm x 17 cm. Karena tebal selimut beton berada di dua sisi sengkang yang nampak seperti pada gambar di bawah ini.

Nah itulah penjelasan mengenai apa itu begel, persyaratan, dan juga cara membuatnya. Pastikan dalam membuat begel atau sengkang, hitunglah dengan teliti panjang penyaluran begel, besarnya dimensi begel dan tebal selimut beton yang akan digunakan. Hal ini penting untuk memastikan begel mampu memikul beban geser yang diterima.